Daftar Blog Saya

Rabu, 05 Desember 2012

ASKEP DIABETES MILLITUS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.PENGERTIAN
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
1.2.ETIOLOGI
  1. Diabetes tipe I:
a.       Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b.      Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c.       Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
  1. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a.       Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b.      Obesitas
c.       Riwayat keluarga

1.3.TANDA DAN GEJALA
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
1.     Katarak                                               
2.     Glaukoma
3.     Retinopati
4.     Gatal seluruh badan
5.     Pruritus Vulvae
6.     Infeksi bakteri kulit
7.     Infeksi jamur di kulit
8.     Dermatopati
9.     Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17.Hipertensi
Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.

1.4.PATOFISIOLOGI
            Karena proses penuaan, gaya hidup, infeksi, keturunan, obesitas dan kehamilan akan menyebabkan kekurangan insulin atau tidak efektifnya insulin sehingga sehinga terjadi gangguan permeabilitas glukosa di dalam sel.
Di samping itu juga dapat di sebabkan oleh karena keadaan akut kelebihan hormon tiroid, prolaktin dan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah.peningkatan kadar hormon – hoormon tersebut dalam jangka panjang terutama hormon pertumbuhan di anggap diabetogenik ( menimbulkan diabet ). Hormon – hormon tersebut merangsang pengeluaran insulin secara berlebihan oleh sel-sel beta pulau lengerhans paankreas, sehingga akhirnya terjadi penurunan respon sel terhadap innsulin dan apabila hati mengalami gangguan dalam mengolah glukoosa menjadi glikogen atau proses glikogenesis maka kadar gula dalam darah akan meningkat.
Dan apabila ambang ginjal dilalui timbullah glukosuria yang menybebkan peningkatan volume urine, rasa haus tersimulasi dan pasien akan minum air dalam jumlah yang banyak ( polidipsi )karena glukosa hilang bersama urine, maka terjadi ekhilangan kalori dan starvasi seeluler, slera makan dan orang menjadi sering makan ( polifagi ).
            Hiperglikemia menyebabkan kadar gula dalam keringat meningkat, keringat menguap, gula tertimbun di dalam kulit dan menyebabkan iritasi dan gatal – gatal. Akibat hiperglikemia terjadi penumpukan glukosa dalam sel yang yang merusak kapiler dan menyebabkan peningkaatan sarbitol yang akan menyebabkann gangguan fungsi endotel. Kebocoran sklerosis yang menyebabkan gangguan – ganguan pada arteri dan kepiler.
Akibat hiperglikemia terjadi penimbunan glikoprotein dan penebalan membran dasar sehingga kapiler terganggu yang akan menyebebkan gangguan perfusi jaringan turun yang mempengaruhi organ ginjal, mata, tungkai bawah, saraf. ( Elizabeth J. Corwin, 2001 )
 
1.6.MANIFESTASI KLINIS
1.      Banyak Minum (POLI DRIPSI)
2.      Banyak Kencinh (POLI URI)
3.      Banyak Makan (POLI PHAGI)
4.      Berat badan menurun dengan cepat TANPA sebab

1.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
  1. Glukosa darah sewaktu
  2. Kadar glukosa darah puasa
  3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM
Belum pasti DM
DM
Kadar glukosa darah sewaktu
-          Plasma vena
-          Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa
-          Plasma vena
-          Darah kapiler

< 100
<80
<110
<90

100-200
80-200
110-120
90-110

>200
>200
>126
>110
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1.      Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2.      Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3.      Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

1.8. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1.      Diet
2.       Latihan
3.      Pemantauan
4.      Terapi (jika diperlukan)
5.      Pendidikan


KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.    IDENTITAS
1.      Klien: Nama, Umur, Jenis Kelamin, Status Perkawinan, Pekerjaan Terakhir, Alamat, Tanggal MRS, Pengkajian, Diagnosa Media, No.Reg.
2.      Penanggung Jawab: Nama, Umur, Jenis Kelamin, Status Perkawinan, Pekerjaan, Agama, Pendidikan Terakrir, Alamat.
B.     RIWAYAT PENYAIT SEKARANG
1.      Keluhan utama:
Pasien mengatakan apa yang dikeluhkan saat pertama MRS
2.      Riwayat Penyakit Sekarang:


C.     RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Merupakan data tentang kemungkinan adanya penyakit yang lain atau serupa sebelum pasien MRS.
D.    RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita serupa seperti yang dialami pasien dan berhubungan dengan adanya penyakit keturunan atau menular.
E.     POLA FUNGSI KESEHATAN
a.       Pola Aktivitas dan Latihan
·         Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan segala aktivitas sendiri
·         Saat ini           : Pasien untuk keperluan mandi, berpakaian, eliminasi, makan pasien memerlukan bantuan orang lain, sedang untuk mobilisasi ditempat tidur bisa sendiri.
b.      Pola Istirahat tidur
·      Sebelum sakit   : Pasien tidur siang ± 1 jam, tidur pada malam hari ± 5-6 jam. Kebiasaan tidur pasien tidak mempengaruhi kehidupannya, karena tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan untuk pemenuhan kebutuhan tidur.
·      Saat ini : Pasien tidur siang ± 2-3 jam, tidur pada malam hari ± 6-8 jam. Karena kondisi pasien yang lemah maka pasien tidurnya agak sedikit terganggu dan tidak nyenyak.
c.       Pola Nutrisi
a.    Sebelum sakit   : Pasien makan biasa sehari 3 kali (pagi, siang, malam) tidak teratur jamnya, terkadang makan cuma 2 kali bahkansering 1 kali makan, lauk sering seadanya, minum 5-6 gelas perhari air putih dan the manis/susu sehari 1 kali.
b.    Saat ini : Makan pada awal sakit selama 2 hari tidak mau makan karena perutnya mual dan muntah jika diberi makanan, tapi setelah hari ke 2 itu pasien sudah mulai makan dan makanan yang disajikanpun bergizi tapi sering tidak dihabiskan, makan Cuma 5 sendok serta terlihat makan sate kambing.
d.      Pola Eliminasi
a.    Sebelum sakit   : BAB : 1x /hari
                          BAK : 3-5x /hari
b.    Saat ini : BAB : 2x /hari
                          BAK : 2-4x /hari
e.       Pola Koping
a.    Sebelum sakit   : Pasien tidak ada masalah dalam beraktivitas
b.    Saat ini : Masalah utama yang dirasakan selama sakit yaitu merasa capek, badan merasa lemas, kepala pusing, nafsu makan menurun, berat badan menurun, perut mual, sering muntah.
f.       Pola Konsep diri
a.       Sebelum sakit        : Harga diri inggi, disiplin dan mandiri
b.      Saat ini                  : Harga diri tinggi berusaha untuk mandiri, tapi pasien mengalami kesulitan jadi dibantu oleh keluarganya.
g.      Personal Hygiene
a.       Sebelum sakit        : Pasien dapat membersihkan tubuh secara bersih dan mandiri
b.      Saat ini                  : Pasien berkeadaa tubuh bersih, mandi (muka dan tangan) dibersihkan keluarga pagi dan sore, gosok gigi tidak mampu, hanya berkumur saja.
h.      Pola Psikologis
a.       Sebelum sakit        : Pasien tidak ada masalah dalam psikologisnya
b.      Saat ini                  : Pasien merasa cemas dan gelisah karena tidak bias/sulit tidur, karena kondisi yang lemah dan perut kembung
i.        Pola Peran dan berhubungan
a.       Sebelum sakit        : Pasien dapat berhubungan/berkomunikasi dengan siapapun, baik keluarga maupun teman.
b.      Saat ini                  : Pasien dalam berhubungan/berkomunikasi tetap baik dengan siapapun, Cuma pasien tidak bias main keluar.
j.        Pola Kognitif
a.       Sebelum sakit        : Pasien tidak ada masalah dalam hal kecerdasan.
b.      Saat ini                  : Pasien masih mampu berbicara, membaca, berfikir, menghitung, daya ingat juga baik, bias berinteraksi dengan orang-orang yang berada di sebelahnya.
k.      Pola Seksual dan Reproduksi
a.       Sebelum sakit        : Pasien tidak ada masalah dalam BAK tetap lancer dan normal. Pasien juga lancer setiap bulan dalam menstruasi.
b.      Saat ini                  : Pasien dalam hal BAK dan menstruasi juga tidak masalah sama seperti sebelum sakit.
l.        Pola Nilai dan Kepercayaan
a.       Sebelum sakit        : Pasien tidak ada masalah, tetap bias beribadah setiap hari minggu ke gereja dan seminggu 1x ikut ibadah pemuda.
b.      Saat ini                  : Pasien hanya bias beribadah dirumah karena tidak bias ikut ibadah di gereja.

*      PEMERIKSAAN  FISIK.
1.      Tanda-tanda Vital :
Tensi (TD)       :
Nadi                :
Pernafasan       :
Suhu                :
2.      Pemeriksaan Tubuh.
a.       Kepala dan Rambut
·         Bentuk kepala                             : bulat, besar, simetris dan kulit kepala : tidak ada luka, tidak berbau, berketombe dan tidak berkutu.
·         Rambut                                       : pertumbuhan baik, hitam, agak rontok dan tidak berbau.
·         Wajah                                          : bulat oval, struktur wajah simetris, wajah pucat.
·         Kelainan lain                               : -
b.      Pemeriksaan Mata
·         Kelengkapan                             : lengkap kanan dan kiri
·         Kesimetrisan                             : kedua mata simetris dan tidak juling
·         Konjungtiva                              : putih pucat
·         Seklera                                      : putih
·         Pupil                                          : reflek cahaya baik untuk mengecil dan melebar sama besar.
·         Kelainan lain                             : -
c.       Pemerikaan Hidung
·         Tulang                                    : normal, idak ada pembengkakan
·         Lubang                                   : tidak ada secret, tidak ada sumbatan, tidak ada pendarahan
·         Cuping                                    : bernafas normal, cuping tidak bergerak
·         Daging tumbuh                      : tidak ada polip
·         Kelainan lain                          : -

d.      Pemeriksaan Telinga
·         Bentuk                                    : simetris
·         Lubang                                   : sedikit ada serumen, tidak ada pendarahan, tidak ada benda asing
·         Ketajaman                              : normal
·         Ukuran                                   : sedang
·         Kelenturan                              : normal, lentur
·         Kelainan lain                          : -
e.       Pemeriksaan Mulut
·         Keadaan bibir                       : kering dan pucat
·         Gigi                                      : caries gigi tidak ada,
·         Warna                                   : kekuningan, disela-sela gigi ada sedikit sisi makanan
·         Gusi                                      : tidak ada pendarahan, tidak ada pembengkakan
·         Lidah                                    : Warna merah, sedikit kotor, tidak ada pendarahan
·         Kemempuan menelan           : bias menelan tanpa hambatan (normal)
·         Kelainan lain                        : -
f.       Pemeriksaan Kulit
·         Kebersihan                                       : bersih
·         Kehangatan                                      : kulit terasa dingin dan pucat
·         Warna                                               : pucat
·         Tekstur                                             : halus
·         Tugor                                                : sedikit turun
·         Kelainan lain                                    : -
g.      Pemeriksaan Dada
·         Bentuk dada                                                : simetris
·         Pernafasan                                        : frekuensi = 28 x / menit
·         Tanda kesulitan bernafas                 : tidak ada
·         Irama                                                : regular
·         Kelainan lain                                    : -
h.      Pemeriksaan Jantung
·         Palpitasi                                            : tidak ada pulsasi
·         Ictus cordis                                      : normal
·         Pembesaran jantung : tidak ada pembesaran (normal)
·         Auskultasi                                        :
·         Bunyi jantung I                                : suara “lub”
·         Bunyi jantung II                              : suara “dub”
·         Bunyi jantung tambahan                  : tidak ada bunyi
·         Suara bising                                      : tidak ada suara
·         Frekuensi denyut jantung                : 100x/menit
·         Kelainan lain                                    : -
i.        Pemeriksaan Abdomen
·         Tanda nyeri tekan                            : tidak ada
·         Inspeksi                                            : tidak ada distensi (kembung)
·         Benjolan                                           : normal
·         Benjolan                                           : tidak ada benjolan
·         Banyangan pembuluh Darah            : tidak ada
·         Auskultasi                            : peristaltic usus 10x/menit (normal)
·         Palpasi                                  :tidak ada
·         Benjolan                               : tidak ada
·         Tanda acites                         : tidak ada
·         Hepar                                   : tidak teraba
·         Lien                                      : tidak teraba
·         Kelainan lain                        : -        
j.        Pemeriksaan Genetalia
·         Tidak dilakukan pemeriksaan
k.      Pemeriksaan Neurologi
·         Tingkat kesadaran                : kompos metis (sadar penuh) GCS (15)
·      Tanda rangsangan otak        : suhu normal, kepala tidak nyeri, tidak                            kaku kuduk, terasa mual dan muntah
·         Saraf otak                             : semua saraf berfungsi dengan baik (normal).
·         Reflek                                  :  normal
·         Kelainan lain                        :     -
b.           Pemeriksaan Status Mental
·           Kondisi emosi perasaan       : biasa (tidak terlalu senang dan tidak terlalu susah), biasa menerima keadaannya.
·           Orientasi                             : pasien dapat berorientasi dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
·           Proses berfikir                     : ingatan baik, dapat berfikir dengan baik, dapat ambil keputusan dengan cepat, diajak bicara bias sambung.
·           Persepsi                               : persepsi klien kepada dirinya sendiri, orang lain, lingkungan baik
·           Bahasa                                : bahasa dan kata-kata yang digunakan jelas mudah dimengerti
·           Kelainan lain                       : -

*      Diagnosa Keperawatan
1.       Resiko ketidak seimbangan nutrisi: Lebih dari kebutuhan tubuh b/d proses penyakit.
2.      Ketidak efektifan perfusi ginjal b/d proses penyakit.
-        Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
-        KH : baik
·         Px nafsu makannya meningkat
·         Tekanan darahnya kembali normal
*      Intervensi
a.       Lakukan observasi pada Tanda-tanda Vital pasien
R/ Untuk mengetahui perkembangan status kesehatan klien.
b.      berikan makan apa porsi keil tapi sering
R/ Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan-kelemahan meningktakna pemaukan juga mencegah distergaster.
c.       Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.
R/ Mengindentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi.
d.      Kolaborasi dengan tim medis dan ahli gizi.
R/ Untuk menentukan tindakan yang tepat dan terapi yang diberikan untuk mempercepat proses kesembuhan.
*      Implementasi
Penatalaksanaan dari rencana tindakan yang telah dibuat sesuai kondisi klien.
*      Evaluasi
Mengkaji cairan dan elektrolit, apakah terjadi peningkatan atau penurunan serta pasien dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan terpenuhinya cairan elektrolit.
 
 
DAFTAR PUSTAKA
  1. Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta, EGC.
  2. Tucker SM. (1997). Standar Perawatan Pasien. Edisi V. Jakarta, EGC.
  3. Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta, EGC.
  4. FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Volume 1. Jakarta, FKUI.
  5. Harlatt, Petit. (1997). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta, EGC.
  6. ACS. (2003). What is Diabetes Millitus?. Available (online) http: // www // yahoo / nurse / DM/ htm.























Tidak ada komentar: