BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang mempertahankan
tingkat metabolisme di berbagai jarinan agar optimal sehingga mereka berfungsi
normal. Hormon tiroid merangsang konsumsi oksigen pada sebagian besar sel di tubuh ,
membantu mengatur metabolisme lemak dan karbohidrat, dan penting untuk
pertumbuhan dan pematangan normal.
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi kehidupan, tetapi
ketiadaannya menyebabkan perlambatan perkembangan
mental dan fisik, berkurangnya daya tahan terhadap dingin, serta pada anak–anak timbul retardasi
mental dan kecebolan. Sebaliknya, sekresi tiroid yang berlebihan menyebabkan
badan menjadi kurus, gelisah, takikardia, tremor, dan kelebihan pembentukan
panas.
Fungsi tiroid diatur oleh hormone perangsang tiroid dari hipofisis
anterior. Sebaliknya , sekresi hormone ini sebagian diatur oleh umpan balik
inhibitorik langsung kadar hormontiroid yang tinggi pada hipofisis serta
hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus. Dengan cara ini, perubahan–perubahan pada hipofisis serta
hipotalamus dan sebagian lagi melalui hipotalamus.
Dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat profesional dalam menangani
hal-hal yang terkait dengan hipotirod misalnya saja dalam memberikan
asuhan keperawatan harus tepat dan cermat agar dapat meminimalkan komplikasi
yang terjadi akibat hipotiroid.
1.2. Rumusan Masalah
1.Apakah
definisi dari hipotiroid?
2.
Bagaimana
etilogi dari hipotiroid?
3.
Apakah
manifestasi klinis darihipotiroid?
4.
Bagaimana
patofisiologi padahipotiroid?
5.
Bagaimana
penatalaksaan serta pencegahan pada hipotiroid?
6.
Bagaimana
pengkajian pada klien dengan hipotiroid?
7.
Bagaimana
diagnosa pada klien dengan hipotiroid?
8.
Bagaimana
intervensi pada klien dengan hipotiroid?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Mampu
menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipotiroid.
Tujuan
Khusus
1) Mampu
menjelaskan definisi Hipotiroid.
2) Mampu
menjelaskan penyebab penyakit Hipotiroid.
3) Mampu
menjelaskan gejala dan pengobatan penyakit Hipotiroid.
4) Mampu
menjelaskan Asuhan keperawatan penyakit Hipotiroid.
1.4 Manfaat
Manfaat yang
ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
1) Mendapatkan
pengetahuan tentang definisi Hipotiroid.
2) Mendapatkan
pemahaman tentang penyebab penyakit Hipotiroid.
3) Mendapatkan
pemahaman tentang gejala dan pengobatan penyakit Hipotiroid.
4) Mendapatkan
pemahaman tentang Asuhan keperawatan pasien pada penyakit Hipotiroid.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS HIPOTIROID
2.1 Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan
oleh produksi hormon tiroid yang rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang
berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak
langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang
tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
2.2 Etiologi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum.
Diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari populasi mempunyai beberapa bentuk
hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita dari pada pria dan
kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa
penyebab-penyebab umum hipotiroid pada orang-orang dewasa diikuti oleh suatu
diskusi dari kondisi-kondisi ini.
a)
Hashimoto's
thyroiditis
b)
Lymphocytic
thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
c)
Penghancuran
tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
d)
Penyakit
pituitari atau hipotalamus
e)
Obat-obatan
f)
Kekurangan
yodium yang berat
2.3 Jenis-jenis Hipotiroid
Lebih dari 95% penderita hipotiroid mengalami
hipotiroid primer atau tiroidal yang mengacu kepada disfungsi kelenjar tiroid
itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar
hipofisis, hipotalamus atau keduanya hipotiroid sentral (hipotiroid sekunder)
atau pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis hipotiroid tersier.
a. Primer
1) Goiter : Tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan
setelah tiroiditis, defisiensi yodium
2) Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah
pemberian yodium radioaktif atau radiasi eksternal, agenesis, amiodaron
b. Sekunder :
kegagalan hipotalamus
(↓ TRH, TSH yang berubah-ubah, ↓ T4 bebas) atau kegagalan pituitari (↓ TSH, ↓
T4 bebas)
2.4 Gejala- gejala hipotiroid
Gejala-gejala hipotiroid adalah seringkali tidak
kelihatan. Mereka tidak spesifik (yang berarti mereka dapat meniru
gejala-gejala dari banyak kondisi-kondisi lain) dan adalah seringkali
dihubungkan pada penuaan. Pasien-pasien dengan hipotiroid ringan mungkin tidak
mempunyai tanda-tanda atau gejala-gejala. Gejala-gejala umumnya menjadi lebih
nyata ketika kondisinya memburuk dan mayoritas dari keluhan-keluhan ini
berhubungan dengan suatu perlambatan metabolisme tubuh.
Gejala-gejala
umum sebagai berikut:
a) Kelelahan
b) Depresi
c) Kenaikkan berat badan
d) Ketidaktoleranan dingin
e) Ngantuk yang berlebihan
f) Rambut yang kering dan kasar
g) Sembelit
h) Kulit kering
i)
Kejang-kejang
otot
j)
Tingkat-tingkat
kolesterol yag meningkat
k) Konsentrasi menurun
l)
Sakit-sakit
dan nyeri-nyeri yang samar-samar
m) Kaki-kaki yang bengkak
Ketika penyakit menjadi lebih berat, mungkin ada
bengkak-bengkak disekeliling mata, suatu denyut jantung yang melambat, suatu
penurunan temperatur tubuh, dan gagal jantung. Dalam bentuknya yang amat besar,
hipotiroid yang berat mungkin menjurus pada suatu koma yang mengancam nyawa
(miksedema koma). Pada seorang yang mempunyai hipotiroid yang berat, suatu
miksedema koma cenderung dipicu oleh penyakit-penyakit berat, operasi, stres,
atau luka trauma.
Kondisi ini memerlukan opname (masuk rumah sakit) dan
perawatan segera dengan hormon-hormon tiroid yang diberikan melalui suntikan di
diagnosis secara benar, hipotiroid dapat dengan mudah dan sepenuhnya dirawat
dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid yang tidak dirawat
dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (cardiomyopathy), gagal
jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru (pleural
effusion).
2.5 Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis
hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid.
Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus
membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang
hipofisis anterior.
2. Hipofisis
anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone =
TSH) yang merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar
tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin =
T4 = Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi:
konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein,
karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon
lain.
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar
tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar
tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan
TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan
hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis,
maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari
hipotalamus tinggi karena tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun
HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan
rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
2.6 Gambaran Klinis
a) Kelambanan, perlambatan daya pikir, dan gerakan yang
canggung lambat
b) Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung miksedema),
dan penurunan curah jantung.
c) Pembengkakkan dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki.
d) Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori, penurunan
nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
e) Konstipasi
f) Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
g) Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan
tubuh yang tipis dan rapuh
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
a) Untuk mendiagnosis hipotiroidisme primer, kebanyakan
dokter hanya mengukur jumlah TSH (Thyroid-stimulating hormone) yang dihasilkan
oleh kel. hipofisis.
b) Level TSH yang tinggi menunjukkan kelenjar tiroid
tidak menghasilkan hormon tiroid yg adekuat (terutama tiroksin(T4) dan sedikit
triiodotironin(fT3).
c) Tetapi untuk mendiagnosis hipotiroidisme sekunder dan
tertier tidak dapat dgn hanya mengukur level TSH.
d) Oleh itu, uji darah yang perlu dilakukan (jika TSH
normal dan hipotiroidisme masih disuspek), sbb:
1.
free
triiodothyronine (fT3)
2.
free
levothyroxine (fT4)
3.
total
T3
4.
total
T4
5.
24
hour urine free T3
2.8 Penatalaksanaan Medis dan Komplikasi
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa
yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme
termasuk hipotermi tanpa menggigil, hipotensi, hipoglikemia, hipoventilasi, dan
penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat terjadi apabila tidak diberikan HT dan
stabilisasi semua gejala. Dalam keadaan darurat (misalnya koma miksedem),
hormon tiroid bisa diberikan secara intravena.
Hipotiroidisme diobati dengan
menggantikan kekurangan hormon tiroid, yaitu dengan memberikan sediaan per-oral
(lewat mulut). Yang banyak disukai adalah hormon tiroid buatan T4. Bentuk yang lain
adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjar tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita usia
lanjut dimulai dengan hormon tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu
tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan secara
bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum
sepanjang hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup
pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid. Apabila penyebab
hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan
kemoterapi, radiasi, atau pembedahan.
Contoh Kasus : Seorang wanita, usia 28 tahun, BB 40 kg, TB 160 cm,
Riwayat penyakit: dua tahun yang lalu pasien pernah melakukan pengobatan di
Puskesmas dengan keluhan ada benjolan di leher depan dan nyeri tekan, pasien
juga merasakan dada sering berdebar-debar dan badannya tetap kurus.
Hasil pemeriksaan fisik jantungnyaa membesar, nadi
<60 kali/menit, matanya exofthalmus, benjolan di leher, dan rasa nyeri.
Pemeriksaan laboratorium TSH <0,004µIU/ml, FT4 20µg/dl, FT3 15pg/dl .
Kemudian oleh dokter disarankan untuk melakukan pemeriksaan iodium radioaktif
dan fineddle aspiration biopsy (FNAB).
Kurang
yodium berat
|
Operasi
tiroid
|
Penyakit
autoimun
|
Gondok
endemik
|
HIPOTIROID
|
Penurun
an metabolism basal
|
Kelemahan
otot
|
oftalmopati
|
G.TeRmoregulasi
|
Prod.
Kel. Sebasea & kringat mnurun.
|
Eksitensi
neuromuscular menurun
|
s.integumn
|
s.cerna
|
Kulit
kering
|
Absorbsi ganggu/ anoreksi
|
Motilitas
Sraktus turun
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d anoreksia
|
karotenemia
|
Kulit
kekuning2n
|
g.citra
tubuh
|
Hipotermi.
|
Kerusakan
integritas kulit
|
.Gangguan
persepsi sensorik (penglihatan) b/d gangguan transmisi impuls sensorik
sebagai akibat oftalmopati.
|
. Penurunan
curah jantung b/d perubahan volume sekuncup
|
Intoleran
aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
|
Konstipasi
|
. Ketidakefektifan
pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
|
Sindrom gangguan
Interpretsasi lingkungan berhubungan dengan depresi
|
Inkonsentrasi
protein G /Reseptor adrenergik
|
anoreksia
|
g.moblisasi
|
bradikardi
|
Sel
otak disfugsi kognitif
|
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat
bervariasi, oleh karena itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang
dapat menggali sebanyak mungkin informasi antara lain:
a.Identitas pasien :
·
Nama
: Ny. Mona
·
Umur
: 28 tahun
·
Jenis
kelamin : Perempuan
·
Pekerjaan
: Pegawai swasta
·
Berat
badan : 40 kg
·
Tinggi
badan : 160 cm
b.Keluhan utama :
·
Sesak
nafas
·
Sulit
menelan
·
Pembengkakan
dan rasa nyeri pada leher
·
Pasien
nampak gelisah
·
Pasien
tidak nafsu makan
·
Rasa
capek/lelah
·
Pasien
intoleran terhadap dingin
·
Sembelit
c. Riwayat
kesehatan :
·
Pernah
melakukan pengobatan 2 tahun lalu dengan keluhan terdapat benjolan di leher
depan dan nyeri saat ditekan.
d. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti:
1. Pola makan
·
Mengkonsumsi
makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan menurun
2. Pola tidur
·
Pasien
sering tidur larut malam
3. Pola aktivitas
·
Pasien
terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan
e. Pemeriksaan
fisik mencakup :
1) Sistem
intergument, seperti : kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan
menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut
rontok dan pertumbuhannya rontok.
2) Sistem pulmonary, seperti : hipoventilasi,
pleural efusi, dispenia
3) Sistem
kardiovaskular, seperti : bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi
terhadap aktifitas menurun, hipotensi.
4) Metabolik,
seperti : penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi
terhadap dingin.
5) Sistem
musculoskeletal, seperti : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang
melambat.
6) Sistem
neurologi, seperti : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan
terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran,
penurunan refleks tendom.
7) Gastrointestinal,
seperti : anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.
8) Psikologis
dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya
diri, dan bahkan maniak.
f.Pemeriksaan
Penunjang :
1) Pemeriksaan kadar
T3 dan T4 pada pasien yaitu : Kadar T3 15pg/dl, dan kadar T4
20µg/dl.
2) Pemeriksaan
TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun
atau normal) : Kadar TSHpada pasien tersebut yaitu <0,005µIU/ml,
g. Pemeriksaan
USG :
Pemeriksaan ini bertujuan untuk
memberikan informasi yang tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan
nodul h.
h. Analisis
Data :
1) Gangguan
persepsi sensorik (penglihatan) b/d gangguan transmisi impuls sensorik sebagai
akibat oftalmopati
-Data yang didapat : fungsi
intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori,
perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks
tendom.
2) Penurunan
curah jantung b/d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipotensi.
- Data yang didapat : bradikardi, disritmia,
pembesaran jantung dan hipotensi.
3) Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan kebutuhan metabolisme,
dan napsu makan yang menurun.
-Data yang didapat : anoreksia,
obtipasi, distensi abdomen, hemoglobin menurun, dingin, pucat, kering, bersisik
dan menebal, pertumbuhan kuku buruk, serta kuku menebal.
4) Pola
nafas tidak efektif berdasarkan penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi
paru yang menurun, dispnea.
- Data yang didapat : hipoventilasi, dispenia, efusi
pleural
3.2 Diagnosa Keperawatan
a.Gangguan persepsi
sensorik (penglihatan) b/d gangguan transmisi impuls sensorik sebagai akibat
oftalmopati.
b. Penurunan
curah jantung b/d perubahan volume sekuncup
c. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia
d.Intoleran aktivitas
berhubungan dengan kelemahan umum
e. Hipotermi
b/d penyakit.
f. Konstipasi
berhubungan dengan penurunan motilitas traktus gastrointestinal
g. Ketidakefektifan
pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
h. Sindrom
gangguan Interpretsasi lingkungan berhubungan dengan depresi
3.3 Intervensi
Dx
1. Gangguan persepsi sensorik (penglihatan) berdasarkan gangguan transmisi
impuls sensorik sebagai akibat oftalmopati.
Tujuan
: agar pasien tidak mengalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak
terjadi trauma/cedera pada mata.
Intervensi
:
Ø
1)Anjurkan pada pasian bila tidur dengan posisi elevasi
kepala.
R/
untuk mengurangi trauma pada mata
Ø
2)Basahi mata dengan borwater steril.
R/ untuk memberi rasa nyaman pada mata
Ø
3)Jika pasien tidak dapat menutup mata rapat pada saat
tidur, gunakan plester non alergi.
R/ memudahkan pasien untuk
tidur
Ø
4)Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada
kasus-kasus yang berat, biasanya dokter memberikan obat-obat untuk mengurangi
edema seperti steroid dan diuretik.
R/ mengurangi edema dan cairan
Dx 2. Penurunan curah jantung b/d perubahan volume
sekuncup
Tujuan : agar fungsi
kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan tekanan darah, dan irama
jantung dalam batas normal.
Intervensi
:
1. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap
2 jam
R/ untuk mengindikasi kemungkinan terjadinya gangguan
hemodinamik jantung seperti hipotensi, penurunan pengeluaran urine dan
perubahan status mental.
2. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat segera bila
pasien mengalami nyeri dada,
R/ karena pada pasien dengan hipotiroid kronik dapat
berkembang arteiosklerosis arteri koronaria.
3. Kolaborasi pemberian obat-obatan
R/ untuk mengurangi gejalah-gejalah.
Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium.
Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis awal pemberian obat biasanya dokter memberikan dosis minimal, yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3 minggu sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
Obat yang sering digunakan adalah levotyroxine sodium.
Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispenia. Pada dosis awal pemberian obat biasanya dokter memberikan dosis minimal, yang kemudian ditingkatkan secara bertahap setiap 2 – 3 minggu sampai ditemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
4. Ajarkan kepada pasien dan keluarga cara penggunaan
obat serta tanda-tanda yang harus diwaspadai bila terjadi hipertiroid akibat
penggunaan obat yang berlebihan.
R/untuk mengidentifikasikan reaksi obat yang di berikan pada pasien
Dx 3 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d anoreksia
Tujuan : agar nutrisi
pasien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan bertambah,tekstur kulit
baik.
Intervensi
:
1. Dorong peningkatan asupan cairan
R/Untuk menambah asupan cairan
pada tubuh px
2. Berikan makanan yang kaya akan serat
R/ Agar asupan nutrisi pada tubuh
tercukupi
3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan
yang banyak mengandung air.
R/ Agar px tau tentang
makanan apa saja yang baik untuk di makan
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat dan terapi yang
tepat
R/ untuk pemberian obat
pecahar dan enema bila diperlukan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
}
R/ untuk pemberian nutrisi
yang diberikan tepat
Dx 4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan
kelemahan umum
Tujuan
: agar pasien dapat beristirahat.
Intervensi
:
1. Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan
istirahat dan latihan yang dapat ditolerir.
R/ untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat
ditolerir.
2. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.
R/ Agar tidak terjadi luka dekusbitus
3. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan
stress.
R/ Bertujuan agar tidak
menimbulkan stress
4. Pantau respon pasien terhadap peningkatan aktivitas.
R/ Untuk mengetahui perkembangan dalam beraktivitas pada pasien
Dx
5. Hipotermi berhubungan dengan penyakit.
Tujuan
: Pemeliharaan suhu tubuh normal.
Intervensi
:
1.
Berikan tambahan lapisan pakaian
atau tambahan selimut.
R/Agar pasien merasa hangat dan
nyaman
2.
Hindari
dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya, bantal pemanas, selimut
listrik atau penghangat).
R/ Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan atau efek samping dari
benda tsb
3.
Pantau suhu tubuh pasien dan
melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien.
R/Untuk mengetahui suhu normal pada px
4.
Lindungi
terhadap hawa dingin dan hembusan angin
. R/Agar hipotermi tidak kambuh lagi
Dx
6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus gastrointestinal
Tujuan
: Pemulihan fungsi usus yang normal.
Intervensi
:
1. Dorong peningkatan asupan cairan.
R/ Agar asupan cairan pada
tubuh terpenuhi
2. Berikan makanan yang kaya akan serat.
R/ Agar asupan nutrisi terpenuhi dengan baik
3. Ajarkan kepada pasien, tentang jenis -jenis makanan
yang banyak mengandung air.
R/ Memberi wawasan pada pasien makanan apa saja yang baik untuk di konsumsi
4. Pantau fungsi usus
R/ Untuk mengetahui kerja usus apakah sudah normal atau belum
5. Dorong pasien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi
latihan.
R/Untuk merileksasikan otot-otot
agar tidak kaku
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pencahar dan enema bila diperlukan.
R/ : untuk pemberian obat pencahar
dan enema bila diperlukan
Dx
7. Ketidakefektifan Pola napas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi.
Tujuan
: Perbaikan status respirasi dan pemeliharaan pola napas yang normal.
Intervensi
:
1. Pantau frekuensi; kedalaman, pola pernapasan; oksimetri denyut nadi dan gas
darah arterial.
R/ untuk mengetahui tindakan
selanjutnya dari pemeriksaan tsb
2. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk.
R/ untuk mengetahui tindakan
selanjutnya dari pemeriksaan tsb
3. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati.
R/karena dosis yamg berlebiha
akan menimbulkan efek samping dari obat tsb
4. Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukungan
ventilasi jika diperlukan.
R/ untuk mengatur pola nafas
pasein agar bisa bernafas dengan baik
Dx
8. Sindrom gangguan Interpretsasi
lingkungan berhubungan dengan depresi
Tujuan
: Perbaikan proses berpikir
Intervensi
:
1. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar
dirinya.
R/ Untuk mengurangi terjadinya
stres karena proses penyakit
2. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas
R/Untuk mengurangi stres akibat penyakit yang di derita px
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif
dan mental merupakan akibat dan proses penyakit .
R/Memberi wawasan pada keluaga
pasien tentang apa yang terjadi akibat proses penyakit tsb
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotiroid
adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
abnormal rendahnya.Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berkaitan
padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung
melibatkan kelenjar tiroid.Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan.
Hormon-hormon
tiroid di produsikan oleh kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid bertempat pada bagian
bawah leher,Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara(Trakea)dan mempunyai
suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang di bentuk oleh dua sayap dan di
lekatkan oleh suatu bagian tengah.
Kelenjar
tiroid mengambil yodium dari darah ( yang kebanyakan datang dari
makanan-makanan seperti seafood,roti,dan garam) dan menggunakannya untuk
memproduksi hormon-hormon tiroid.Dua hormon yang paling penting adalah
thyroxine(T4 ) dan triiodothyronine(T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari
masing-masing gormon-hormon tiroid.
SARAN
1. Sering seringlah
mengkonsumsi garam yang mengandung yodium dengan cukup
2. Jaga pola diet
tiap hari dengan mengkonsumsi makanan banyak serat dan banyak protein serta
rendah kolesterol
3. Segera
periksakan jika merasa memiliki tanda atau gejala hipotiroid.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin J.
Elisabet.2004.patofisiologi untuk perawat.EGC,Jakarta.
NANDA.
2012-2014. EGC.
Suzanne C.Smeltzer & Brenda
G.Bare.2001. KMB vol 3. Hal.2194 BAB 60
UNIT 15.EGC.Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar