Daftar Blog Saya

Selasa, 04 Desember 2012

ASKEP Hipertiroid


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme.
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
1.2  Rumusan Masalah
1)      Apakah yang menyebabkan penyakit Hipertiroid ?
2)      Bagaimana gejala dan pengobatan penyakit Hipertiroid ?
3)      Bagaimana asuhan keperwatan penyakit Hipertiroid ?
1.3  Tujuan
Tujuan Umum
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipertiroid
Tujuan Khusus
1)      Mampu menjelaskan definisi Hipertiroid
2)      Mampu menjelaskan penyebab penyakit Hipertiroid
3)      Mampu menjelaskan gejala dan pengobatan penyakit Hipertiroid
4)      Mampu menjelaskan Asuhan keperawatan penyakit Hipertiroid


1.4  Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
1)      Mendapatkan pengetahuan tentang definisi Hipertiroid
2)      Mendapatkan pemahaman tentang penyebab penyakit Hipertiroid
3)      Mendapatkan pemahaman tentang gejala dan pengobatan penyakit Hipertiroid
4)      Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan keperawatan penyakit Hipertiroid



BAB II
PEMBAHASAN
2.1   DEFINISI
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah.Thyrotoxicosis adalah suatu kondisi keracunan yang disebabkan oleh suatu kelebihan hormon-hormon tiroid dari penyebab mana saja. Thyrotoxicosis dapat disebabkan oleh suatu pemasukan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid atau oleh produksi hormon-hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan).
Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala hipotiroid.
Hormon-hormon tiroid menstimulasi metabolisme dari sel-sel. Mereka diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus).
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling penting adalah thyroxine (T4) triiodothyronine (T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh) sebenarnya adalah T3. Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu jumlah yang besar dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi metabolisme sel-sel. Dan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.
Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid.

2.2   ETIOLOGI
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a)      Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b)      Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c)      Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d)     Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e)      Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
f)       Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
2.3   MANIFESTASI KLINIS
Pada stadium yang ringan sering tanpa keluhan. Demikian pula pada orang usia lanjut, lebih dari 70 tahun, gejala yang khas juga sering tidak tampak. Tergantung pada beratnya hipertiroid, maka keluhan bisa ringan sampai berat.
Keluhan yang sering timbul antara lain adalah :
Ø  Kecemasan,ansietas,insomnia,dan tremor halus
Ø  Penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik
Ø  Intoleransi panas dan banyak keringat
Ø  Papitasi,takikardi,aritmia jantung,dan gagal jantung,yang dapat terjadi akibat efek tiroksin pada sel-sel miokardium
Ø  Amenorea dan infertilitas
Ø  Kelemahan otot,terutama pada lingkar anggota gerak ( miopati proksimal)
Ø  Osteoporosis disertai nyeri tulang 

2.4   PATOFISIOLOGI
Hipertiroid dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang telah dijelaskan pada etiologi, akan tetapi Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsang aktivitas tiroid sedang. Pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tirad itu sendiri. Ada pula hipertiroid sebagai akibat peningkatan sekresi TSH dari hipofisis, namun jarang ditemukan. Hipertiroid pada T3 tiroto sikosis mungkin diakibatkan oleh delodinasi T4 pada tiroid atau meningkatnya T3 pada jaringan di luar tiroid. Pada tirotoksikosis yang tidak disertai hipertiroid seperti tiroiditis terjadi kebocoran hormon-hormon. Masukan hormon tiroid dari luar yang berlebihan dan terdapatnya jaringan tiroid ektopik dapat mengakibatkan tirotoksikosis tanpa hipertiroid.


2.5 
WOC





2.6  KOMPLIKASI
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
Ø  Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
Ø  Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
Ø  Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
Ø  Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal. (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh :
Ø  Infeksi
Ø  Pembedahan
Ø  Stress
Ø  Diabetes yang kurang terkendali
Ø  Ketakutan
Ø  Kehamilan atau persalinan

2. 8 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini:
1.      Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
T4 dan T3 serum : meningkat (normal : T3 = 26-39 mg, T4 = 80-100 mg)
2.      TSH (Tiroid Stimulating Hormone) tertekan dan tidak bereson pd TRH
3.      Bebas T4 (tiroksin)
4.      Bebas T3 (triiodotironin)
5.      Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid
6.      Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7.      Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
8.      Tiroglobulin : meningkat
9.      ikatan protei iodiun : meningkat
10.  gula darah : meningkat (sehubungan dengan kerusakan andrenal)
11.  kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)
12.  pemeriksaan fungsi heper : abnormal
13.  elektrolit : hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek dilusi dalam tera cairan pengganti. Hipoklemia terjadi dengan sendiranya pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis
14.  katekolamin serum : menurun
15.  kreatinin urine : meningkat
16.  EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali
2.9 PENATALAKSANAAN
1.      Konservatif
a.       Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut :
Ø  Thioamide
Ø  Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
Ø  Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
Ø  Potassium Iodide
Ø  Sodium Ipodate
Ø  Anion Inhibitor
b.      Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
Indikasi :
v  Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
v  Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
v  Persiapan tiroidektomi
v  Pasien hamil, usia lanjut
v  Krisis tiroid
2.      Surgical
a.       Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
b.      Tiroidektomi
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar

2.10 TERAPI
v  Obat antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio urasil (PTU), karbimazol.
v  Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebih atau pasien yang hipertiroid-nya kambuh setelah operasi.
v  Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam waktu 1 tahun.
                                      


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN HIPERTIROID
3.1  Pengkajian
A.    Anamnesa
·         Aktivitas / Istirahat
Gejala : Insomnia, sensitivitas meningkat ; Otot lema, gangguan koordinasi ; Kelelahan berat
Tanda       : Atrofi Otot
·         Sirkulasi
Gejala        : Palpitasi, nyeri dada ( angina )
Tanda        : Disritmia ( vibrilasi atrium ), irama gallop, murmur ; Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia ; Sirkulasi kolaps, syok ( krisis tirotoksikosis ) 
·         Integritas Ego
Gejala     : Mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik
Tanda     : Emosi labil ( euforia sedang sampai delirium ), depresi

B.     Pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System )
1)      Pernafasan B1 (breath)
sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis), frekuensi pernafasan meningkan,dipneu,dipsneu,dan edema paru.
2)      Kardiovaskular B2 (blood)
hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung, limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar
3)      Persyarafan B3 (brain)
Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium,psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak – sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).
4)      Perkemihan B4 (bladder)
oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti
5)      Pencernaan B5 (bowel)
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.
6)      Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
rasa lemah, kelelahan
C.    Diagnosa Keperawatan
Ø  Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
Ø  Ketidak seimbangan nutirsi kurang dari keb.tubuh  berhubungan  dengan ketidak mampuan mengabsorbsi nutrisi
Ø  Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Ø  Ketidakseimbangan pola nafas berhubungan dengan Keletihan otot pernafasan

D.    Intervensi Keperawatan
1.      Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam suhu tubuh normal
Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda dehidrasi,mukosa bibir lembab
Intervensi:
Ø  Berikan kompres air hangat sesuai kebutuhan
R/ Dapat membantu penurunan panas yang dialami pasien
Ø  Anjurkan klien menggunakan baju yang dapat menyerap keringat
R/ karena kondisi tubuh yang lembab memicu pertumbuhan jamur sehingga beresiko menimbulkan komplikasi.
Ø  Pertahankan lingkungan yang sejuk
R/ untuk membantu menjaga suhu tubuh pasien agar dalam keadaan normal
Ø  Kolaborasi dengan TIM medis dalam pemberian obat
R/ membantu menuunkan  suhu tubuh  pasien
2.      Ketidak seimbangan nutirsi kurang dari keb.tubuh  berhubungan  dengan ketidak mampuan mengabsorbsi nutrisi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X 24jam diharapkan kebutuhan nutrisi tercukupi
Kriteria Hasil: Porsi makan kembali normal BB normal,Pemeriksaan lab.normal dan tidak menunjukan tanda-tanda malnutrisi.Mual(-) Muntah(-).
Intervensi:
Ø  awasi pemasokan diet,berikan makan sedikit tapi sering
R/ untuk menghindari mual dan muntah  dan memenuhi keb.nutrisi pasien
Ø  Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
R/ meningkatkan nafsu makan
Ø  Berikan HE tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
R/ Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi
Ø  Kolaborasi dengan TIM medis dalam pemberian obat
R/ Memberikan terapi yang tepat bagi pasien



BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik. Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid (Dorland, 2005).
 Sedangkan goiter nodular toksik yaitu Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau kehamilan. ( Elizabeth J. Corwin, 2009 )


DAFTAR PUSTAKA
*      Barbara, C. Long.1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan ),Yayasan Ikatan Allumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran: Bandung
*      Corwin, E,J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta
*      Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
*      Carpenitto, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. EGC : Jakarta.
*      Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
*      http://wayanpuja.wordpress.com/2011/05/17/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-hipertiroid/ http://luvionyhttp://www.scribd.com/doc/51374087/4-askep-klien-hipertiroidisme.blogspot.com/2011/06/asuhan-keperawatan-hipertiroid.html


Tidak ada komentar: